Di sini, bumi ini. Pernah aku mengatakan, "Dimana-mana ada orang yang
baik". Itulah yang mesti aku ingat-ingat betul dan kusandingkan kepada
kalian. Tanpa mengurangi sedikit waktu kesibukan kalian, ada curahan rasa
-sahabat- yang kalian curahkan. Entah terpaksa atau tidak, terjelas raut
keikhlasan adalah penampakan yang jelas. Sehingga, keraguan tak mesti menjadi
perdebatan. Bintang sejati tujuan dari persuaan kita di tanah rantau.
Tentang, simpang-siur sebuah cakap adalah kewajaran. Tiada ada gading yang
tak retak, tiada pijak tak berbakat, tiada ucap yang tak khilaf. Referensi demi
referensi telah menjelaskan kebenaran adanya ini. Jadi, sebuah perajutan
kembali kisah dengan senyum canda mestilah disaji, bukan dengan cetus yang
meletus sehingga lahar-lahar mengotori lahan-lahan yang bersemi. Lihat saja,
beberapa perkampungan yang hilang sebab letusan gunung berapi yang sebelumnya
ditakutkan oleh mereka. Ada banyak dari mereka yang sedang merantau ke daerah
luar, merintih-menangis atau apa sejenisnya sebab perjumpaan dengan para
kerabat yang terpendam lahar tak dapat lagi diulang. Dalam kisah-kisah yang
dapat diambil pelajaran, bahwa semuanya akan kembali berpisah meski waktu yang
belum tentu (baca : belum diketahui).
Waktu, ya... kita terkadang dalam masa yang menjerat sering mengerutu waktu
yang sebenarnya tak lama menjadi lama, tapi sebaliknya pada masa yang dijalani
dengan perasaan bahagia terasa begitu singkat. Pun selama ini, selama berada di
tanah rantau, kalian menjadi bagian yang mengisi kehidupan ini. Tanpa melihat
kekurangan yang tak mesti diuraikan sebab banyaknya itu, kalian menerima apa
adanya. bahkan dengan kalian terasa istimewa, sebab seorang dirilah aku dapat
mempelajari kelebihan yang kalian miliki. Bahkan, dengan bersama kalian aku tak
pernah merasakan sedih, yang ada rasa persahabatan kalian begitu dalam-erat.
sehingga segala kabut yang seringkali menyelimuti, menjadi embun yang
menentramkan bagi sisi hati.
Kini, sebuah pengharapan yang besar dengan sisa waktu yang ada. Entah,
detik kapan berakhirnya. Yang jelas perjumpaan sering berbalutkan gembira bisa
dibilang tinggal seperempat masa dari yang kita lalui saat ini. Selebihnya,
bisa jadi hanyalah sarana komunikasi kilat yang kembali mendekatkan semua.
Itupun, jikalau kita memilikinya. Tapi jelas, kita berharap bisa menjaga
jalinan ini hingga masa nafas yang akan menjadi hijabnya.Sebelum, kuakhiri
muqodimah dari jalinan persahabatan (baca : ukhuwah) ini, aku berharap maklumi
segala khilaf yang telah kulakukan. Kesabaran kalian selama ini kuharap terus
berlayar, tanpa terlepas apalagi ke laut lepas. Mungkin kalian sudah sangat dan
sangat mengetahui, dan terbahkan mengajari dengan suka hati apa yang sebaiknya
kulakukan. Muqodimah ini adalah awal persahabatan kita, meski sudah terjalin
tiga tahun, ini masih awal. Masih ada waktu di depan yang dapat mengisi
keindahan persahabatan lainnya.
~ Salam Cinta Saudara, F2WA ~
Dinding Hati Rantau, 10 September 2013; 09.54
0 komentar:
Posting Komentar