Laman

Selasa, 10 September 2013

Bening Air Mata Ini Terurai (Lagi)





Di sini, bumi ini. Pernah aku mengatakan, "Dimana-mana ada orang yang baik". Itulah yang mesti aku ingat-ingat betul dan kusandingkan kepada kalian. Tanpa mengurangi sedikit waktu kesibukan kalian, ada curahan rasa -sahabat- yang kalian curahkan. Entah terpaksa atau tidak, terjelas raut keikhlasan adalah penampakan yang jelas. Sehingga, keraguan tak mesti menjadi perdebatan. Bintang sejati tujuan dari persuaan kita di tanah rantau.

Tentang, simpang-siur sebuah cakap adalah kewajaran. Tiada ada gading yang tak retak, tiada pijak tak berbakat, tiada ucap yang tak khilaf. Referensi demi referensi telah menjelaskan kebenaran adanya ini. Jadi, sebuah perajutan kembali kisah dengan senyum canda mestilah disaji, bukan dengan cetus yang meletus sehingga lahar-lahar mengotori lahan-lahan yang bersemi. Lihat saja, beberapa perkampungan yang hilang sebab letusan gunung berapi yang sebelumnya ditakutkan oleh mereka. Ada banyak dari mereka yang sedang merantau ke daerah luar, merintih-menangis atau apa sejenisnya sebab perjumpaan dengan para kerabat yang terpendam lahar tak dapat lagi diulang. Dalam kisah-kisah yang dapat diambil pelajaran, bahwa semuanya akan kembali berpisah meski waktu yang belum tentu (baca : belum diketahui).


Waktu, ya... kita terkadang dalam masa yang menjerat sering mengerutu waktu yang sebenarnya tak lama menjadi lama, tapi sebaliknya pada masa yang dijalani dengan perasaan bahagia terasa begitu singkat. Pun selama ini, selama berada di tanah rantau, kalian menjadi bagian yang mengisi kehidupan ini. Tanpa melihat kekurangan yang tak mesti diuraikan sebab banyaknya itu, kalian menerima apa adanya. bahkan dengan kalian terasa istimewa, sebab seorang dirilah aku dapat mempelajari kelebihan yang kalian miliki. Bahkan, dengan bersama kalian aku tak pernah merasakan sedih, yang ada rasa persahabatan kalian begitu dalam-erat. sehingga segala kabut yang seringkali menyelimuti, menjadi embun yang menentramkan bagi sisi hati.

Kini, sebuah pengharapan yang besar dengan sisa waktu yang ada. Entah, detik kapan berakhirnya. Yang jelas perjumpaan sering berbalutkan gembira bisa dibilang tinggal seperempat masa dari yang kita lalui saat ini. Selebihnya, bisa jadi hanyalah sarana komunikasi kilat yang kembali mendekatkan semua. Itupun, jikalau kita memilikinya. Tapi jelas, kita berharap bisa menjaga jalinan ini hingga masa nafas yang akan menjadi hijabnya.Sebelum, kuakhiri muqodimah dari jalinan persahabatan (baca : ukhuwah) ini, aku berharap maklumi segala khilaf yang telah kulakukan. Kesabaran kalian selama ini kuharap terus berlayar, tanpa terlepas apalagi ke laut lepas. Mungkin kalian sudah sangat dan sangat mengetahui, dan terbahkan mengajari dengan suka hati apa yang sebaiknya kulakukan. Muqodimah ini adalah awal persahabatan kita, meski sudah terjalin tiga tahun, ini masih awal. Masih ada waktu di depan yang dapat mengisi keindahan persahabatan lainnya.

~ Salam Cinta Saudara, F2WA ~
Dinding Hati Rantau, 10 September 2013; 09.54

0 komentar:

Posting Komentar