Laman

Minggu, 10 November 2013

Reformasi Pendidikan Indonesia




Bertepatan dengan membakarnya semangat 120 pemuda Indonesia yang mengikrarkan sumpah pemuda pada 28 Oktober 2013. Sehari sesudahnya (29/10) 120 pemuda Indonesia yang terpilih sebagai peserta Forum Indonesia Muda (FIM) 15 dari 5645 pendaftar, berdiskusi dan diberikan stimulasi yang mencerahkan mengenai dunia pendidikan oleh bapak Anies Baswedan.

Pemuda merupakan pemimpin di masa mendatang. Dari hal tersebut, berarti peran pemuda sangat penting untuk kemajuan negara, termasuk di bidang pendidikan. Dunia pendidikan sangat dipengaruhi pemimpinnya, sehingga generasi muda yang nantinya akan memimpin negara ini hendaknya memikirkan perbaikan pendidikan di masa yang akan datang. Bapak Anies Baswedan menyatakan bahwa, “You are the leader now, think of your society and others, and you`ll be the leader in the future”. Pemimpin adalah sosok yang berani dan siap untuk memikirkan masyarakat dan yang lainya bukan hanya memikirkan diri sendiri.

Dalam penyampaiannya beliau menyebutkan bahwasannya pendidikan merupakan instrument rekayasa masa depan. Maksudnya perkembangan dan kemajuan negara mampu dimodifikasi sedemikian rupa jika memiliki kapasitas pendidikan yang baik dan proporsional. Pendidikan yang baik berasal  dari Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sendiri, sedangkan proporsional merupakan aset pendidikan yang di sesuaikan dengan kebutuhan negara ini untuk masa mendatang.


Pendidikan di Indonesia saat ini hanya memfokuskan pendidikan untuk melahirkan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia, akan tetapi tidak memperhatikan pendidikan dalam konteks makro. Pendidikan sebagai konteks makro adalah pendidikan sebagai peningkat kualitas manusia.

Di bidang pendidikan, saat ini Indonesia memiliki 170.000 Sekolah Dasar (SD), 39.000 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 26.000 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan siswa yang menyelesaikan pendidikan di jenjang SD sekitar 94% atau berkisar 5,6 juta siswa, SMP sekitar 49,5%, dan SMA sekitar 8% atau berkisar 2,3 juta siswa. Melihat data tersebut ada ketidaksingkronan antara jumlah SD hingga SMA yang ada akibatnya berdampak banyaknya siswa yang menyelesaikan pendidikan minimal SMA. Sehingga setiap tahunnya Indonesia bisa tidak menghasilkan lulusan sebanyak 3,3 juta. Jika ingin melihat dari jumlah lulusan SMA dan jumlah siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikan hingga SMA maka akan sangat mengejutkan bahwa lebih banyak siswa yang tidak melanjutkan pendidikan hingga SMA dibandingkan siswa yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga SMA. Belum lagi, jika ingin melihat dari penduduk Indonesia yang lebih 240 juta, maka jumlah SDM yang berpendidikan di negara ini sangatlah minim.

Sebagai mahasiswa hendaknya mampu menjalankan fungsinya sebagai leader of change, bukan lagi sebagai agent of change.  Indonesia saat ini membutuhkan aktor perubahan yang dapat memberikan warna bagi Indonesia. Dengan sudah bergesernya fungsi mahasiswa tersebut maka bergeser pula implementasi dari rutinitas mahasiswa. Akhirnya mahasiswa berintelektual yang tinggi sehingga berintegritas yang tinggi juga. Tak salah jika mahasiswa diberi kesempatan untuk ikut andil dalam berfikir kemajuan pendidikan yang lebih baik. Tidak serta merta hanya pemerintah yang berhak memikirkan dan mengarahkan pendidikan di Indonesia.

Pendidikan dapat dilakukan dalam kondisi bagaimanapun. Hal yang paling mudah yang dapat dilakukan dalam pendidikan adalah berinteraksi dengan orang lain. Dari sebuah prosesi interaksi maka akan lahirlah sebuah inspirasi, begitupun sebaliknya ketika inspirasi sudah didapatkan maka berinteraksi seharusnya dilakukan.

Pertama kali yang mesti dilakukan untuk memajukan pendidikan di negara ini adalah dengan memajukan kualitas pendidiknya terlebih dahulu. Ketika pendidik atau guru sudah mampu mempengaruhi siswanya dengan hal yang menginspirasi, secara tidak langsung siswa akan langsung menyukai cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dampaknya peningkatan kualitas pendidikan yang diajarkan oleh pendidik akan mengalir kepada siswa. Salah satu peningkatan pendidikan yang sudah ada di Indonesia yaitu dengan lahirnya program Indonesia Mengajar yang dipelopori oleh bapak Anies Baswedan sendiri.

Pembangunan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan suatu negara. Apabila pendidikan suatu negara sudah maju, maka pembangunan negara akan semakin cepat. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sentral utama yang harus dipikirkan dalam pengembangan kualitasnya. Sehingga Indonesia yang merupakan negara kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) akan menjadi negara yang makmur karena SDM sudah mampu mengelola dan menggunakan kemampuan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Indonesia membutuhkan Indonesia, berpikirlah dan bergeraklah. Jangan serta merta mengharapkan apa yang sudah ada akan tetapi lahirkanlah generasi yang mampu membawa Indonesia ke generasi cemerlang; Emas.



Indralaya, 09 November 2013

0 komentar:

Posting Komentar