Dewasa ini, mahasiswa semakin giat meningkatkan
keterampilannya dalam segala bidang. Ini merupakan kabar gembira bagi seluruh
institusi pendidikan. Geliat itu mulai tampak dari semakin banyaknya minta
mahasiswa yang mengikuti berbagai bidang keterampilan. Namun yang sangat
menonjol akhir-akhir ini berada pada bidang menulis.
Kegiatan menulis memang tiada seorang pun yang
mampu luput darinya. Sejak pendidikan dasar bahkan sudah dituntut untuk
melakukan keterampilan tersebut. Kemutlakan tersebut menjadi landasan awal
untuk meningkatkan daya kreatifitasnya dalam sisi menulis tertentu. Baik
bersifat fiksi maupun non fiksi (ilmiah).
Pada bidang ilmiah, Program Kreatifitas
Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Direktorat Jendral Dikti, minat mahasiswa
mengikuti kegiatan tersebut terus meningkat. Di Universitas Sriwijaya misalnya,
setelah pada tahun 2011 yang mengikuti program ini tidak mencapai 40 proposal,
namun pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang significant. Tercatat lebih
dari 100 proposal yang diajukan oleh mahasiswa.
Tak
kalah dengan ilmiah, peminat menulis fiksi pun sedang mengalami peningkatan
yang cukup tinggi. Di Inderalaya, hadirnya Forum Lingkar Pena (FLP) Ogan Ilir
sangat berperan penting dalam mensuplai pengetahuan dan wawasan mengenai fiksi.
Bahkan tak jarang anggota FLP Ogan Ilir melahirkan karya yang tampil sebagai
yang terbaik baik di tingkat provinsi maupun nasional. Bahkan tak sedikit dari
anggota FLP di bumi Caram Seguguk yang notabene
mahasiswa Universitas Sriwijaya ini sudah memiliki buku antologi secara
nasional bahkan internasional.
Dirasa tak berlebihan ketika mahasiswa yang sudah tampil di kancah nasional dan
internasional melalui karyanya dalam bentuk buku antologi tampil di media.
Seperti aktifitas FLP Ogan Ilir yang dimuat di majalah Story edisi
November-Desember 2012 ini, atau tulisan mahasiswa Universitas Sriwijaya yang
terbit di media cetak Metro Riau pada November lalu. Bukankah suatu kewajaran
jikalau prosesi untuk memperkenalkan suatu kreatifitas melalui media? Bahkan
jika dirasa perlu, hendaknya intitusi pendidikan yang membidanginya memberikan
apresiasi setinggi-tingginya sebagai penghargaan sekaligus motivasi mahasiswa
tersebut. Akhirnya dengan adanya apresiasi tersebut mahasiswa lain pun akan
berlomba-lomba untuk meningkatkan kreatifitasnya tersebut.
Penulis dan Mahasiswa Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Inderalaya, 19 Desember 2012
*Artikel ini telah dipublikasikan di Ogan Ilir Ekspres pada 20 Desember 2013.
0 komentar:
Posting Komentar