Laman

Jumat, 29 Agustus 2014

Terus Berkarya dan Menginspirasi


Bismillahirahmanirrahim...


Malam ini, bertepatan dengan malam puncaknya Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Universitas Diponegoro, detak jantung rasanya beroperasi lebih kencang dari biasanya. Ya, malam ini adalah malam penganugerahan di ajang kompetisi menulis ilmiah dan berkreativitas paling bergengsi tingkat mahasiswa di Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).


Pun aku, sebagai salah satu mahasiswa yang beruntung berkesempatan hadir untuk menyaksikan, berkompetisi, dan membawa almamater kebanggaan untuk memberikan goresan prestasi. Sebelumnya, aku telah berhasil menjadi bagian 1% dari 44.752 proposal yang diajukan ke Dikti. Apabila dihitung, maka aku telah berhasil masuk ke ruang 440 proposal terbaik yang akan diseleksi kembali untuk menjadi 3 besar untuk setiap bidangnya.


Dua hari sebelumnya, tepatnya hari Selasa bersama dengan rekan se-tim-ku, aku mempresentasikan semampu dan semaksimal mungkin berkenaan program yang kami usulkan, “Kompencil Kapas”. Saat itu, kami menjadi peserta keempat yang harus mempresentasikan dihadapan dewan juri. Presentasi dimulai dengan kekompakan dan jargon Spirit yang bertujuan untuk membangkitkan semangat kami pada waktunya presentasi.


Awalnya sedikit canggung kami untuk menampilkan karya di depan dewan juri pada tingkat yang bisa dikatakan begitu tinggi. Namun, seperti air yang dihembus angin dan berada di dataran lebih tinggi dari sisi yang dilalui setelahnya, maka akan mengalir tanpa henti kecuali wujud yang tak bersisa di mukanya.

Akhirnya, Kompencil Kapas selesai dipresentasikan dengan segala keterbatasan dan data yang ada. Begitu bahagia, ternyata Kompencil Kapas mendapat apresiasi lebih dari para dewan juri dan para peserta lainnya baik dalam ruangan itu, pun setelahnya atas berlangsungnya program yang sejatinya memang ‘masih sederhana itu’.

Kini, aku bersama adik-adik menanti dengan detak jantung lebih kencang hingga pada saatnya pengumuman ‘Kategori Poster’ apalagi ‘Kategori Presentasi’, nama yang mewakili tim kami tak serta merta disebut dan meraih prestasi yang lebih lagi daripada saat ini.

Diri ini terlalu egois, semestinya menyadari apa yang telah dilakukan untuk mendapatkan kelayakan yang lebih daripada saat ini. Memang, siapapun itu secara fitrahnya ingin menjadi yang terbaik, di samping itu penyadaran akan diri sendiri merupakan sisi penting yang harus pula diturutsertakan dalam ketepatan atau kepantasan diri, sebelum muara ‘Keruntuhan’ menjadi dasar pemikiran.”

Memang, jikalau menilik sisi yang melatarbelakangi hasil yang disampaikan malam ini, ternyata memanglah layak aku mendapatkan hasil ini. Banyak hal yang tidak aku perhatikan dan terlewatkan sebelum menjalani proses pertunjukan pada hari Selasa kemarin.

Bisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu yang kamu dapatkan, tapi yakinlah itu adalah sebaik-baiknya ketetapan bagi dirimu. Dialah yang mengetahui atas segala perkara.”

Seiring bergulirnya detik jam pada sisa-sisa malam yang telah menggenapkan acaranya melalui pengumuman para peraih medali, masih di lapangan yang sama; aku menelisik satu per satu kemungkinan perihal yang membuatku belum bisa meraih lebih dari yang aku inginkan. Memang, dari presentasi dan penuturan konsep semua peserta dari berbagai kampus sempat memberikan ‘aura kebahagiaan’ bagi kami. Tapi ternyata, itu bukanlah suatu jaminan untuk mendapatkan medali. Yang ada, keseimbangan semua komponen yang ada mesti disingkronkan.

Setidaknya, kutemukan beberapa hal yang harus diperbaiki dan diperhatikan oleh semua orang untuk mengikuti pada ajang yang sama.
1.      Cantumkan Semua Data
Data yang ada dalam sebuah laporan seperti laporan akhir, buku catatan harian, artikel, poster ataupun lainnya yang dikumpul dan sekiranya akan mempengaruhi penilaian buatlah sebaik dan selengkap mungkin. Baik kelengkapan surat mitra, rincian dana, keimiahan data, dan hal yang semestinya.

2.      Presentasi yang Menarik
Berbicara tentang presentasi, tak dapat disalahkan jika kami mengalami ‘kegagalan’ pada episode ini. Presentasi yang kami lakukan hanya datar dan lurus-lurus saja, di samping data yang disampaikan begitu lengkap; itu disebabkan kurangnya persiapan latihan untuk berpresentasi.

3.      Buat PPT yang Menarik
Seperti aturan yang ditetapkan, buatlah PPT yang point-point nya saja dan variasi yang menarik. Semakin manarik PPT, point yang akan didapatkan semakin besar pula.

4.        Kekompakan dan Kerjasama
Upaya dalam perbaikan karakter sangat jelas terlihat pada saat presentasi. Usahakan semua anggota tim turut andil pada saat presentasi. Jangan hanya 1 atau 2 orang saja yang mendominasi jalannya presentasi. Di samping itu, kekompakan segala hal semisal seragam, tutur, dan lainnya harus diperhatikan pula.

Selain keempat point tersebut akan terus ditelisik dan dievaluasi selama usaha yang telah dilakukan sebelum dan sesudah presentasi sebagai upaya yang jelas ‘alasan’ dan ‘sebaik’nya apa yang mesti dilakukan untuk pencapaian menjadi yang terbaik.

Seusai acara, aku menjadi perwakilan kampus untuk mengambil ‘uang pesangon’ untuk kampusku. Di sana, aku bertemu dengan mas Yunus—seorang mahasiswa Universitas Brawijaya yang juga peserta Pimnas--membawakan sebuah bingkisan berwarna coklat bertuliskan ‘Untuk Kak Wahyu’. Ya, sebelumnya Vita—Kuns yang berasal dari Universitas Brawijaya—telah menyampaikan ada titipannya melalui mas Yunus. Setelah kubuka, bingkisan itu berisikan ‘buku’ yang pernah dijanjikan sembilan bulan yang lalu dan berisikan sebuah inspirasi dari ‘Negeri Sakura’ yang turut serta mendoakanku untuk terus menegapkan badan dan menguatkan otot kaki untuk berjalan lebih jauh.


“Tetap semangat menginspirasi kak, salam buat adik-adik Kompas (Singkatan Kompencil Kapas) yang sangat Inspiratif. Good luck buat PIMNAS-nya, keep fighting Lillahi Ta’ala. Oh iya kak, doakan aku segera lulus ya. Heee...Aamiin...”

Sekelumit ucapan singkat yang Vita sampaikan serasa sebuah teguran dan motivasi untuk bangun dan melangkah lebih jauh lagi. Kata ‘Lulus’ begitu mengguncang batin ini. Bagaimana tidak, Vita yang setahun lebih lambat masuk kuliah hendak menyegerakan kuliah, lantas aku? Ya, aku masih manja dengan buaian ‘waktu’ yang seharusnya kita nikmati di awal perkuliahanku. Nyatanya, aku baru menemukan sejak dua semester yang lalu, itupun sejak mengetahui Forum Indonesia Muda (FIM).

Ternyata semangat itu adalah perlakuan yang mesti dicintai setelah niat terlahirkan dari hati. Seseorang yang memiliki niat ataupun impian, tanpa adanya semangat untuk mencapainya, itu akan menjadi coretan sia semata. Terpenting, apa yang dilakukan itu bersebab karena Allah. Berkenaan dengan hasil, apapun ketetapan yang diraih, hidup ini mesti terus ‘berkarya dan menginspirasi’ orang lain.

“Bisa jadi kita belum meraih apa yang kita inginkan, tapi sadarkah kita kalau berkarya dan menginspirasi orang lain adalah keharusan? Semua orang memiliki porsi masing-masing, maka pahami dan berbuatlah hal yang lebih pada porsimu masing-masing.”

Rusunawa Universitas Diponegoro, 28-29 Agustus 2014
Wahyu Wibowo

~ Semoga Menginspirasi ~




2 komentar: