Masyarakat
Indralaya-Palembang dan sekitarnya tak henti-hentinya membicarakan tentang
MetroTV On Campus yang berlangsung di Auditorium Universitas Sriwijaya pada
03-05 Juli 2013, termasuk aku. Status mahasiswa yang harus mempersiapkan peerteaching
di pertengahan Juli membuatku harus merelakan libur setelah akhir semester
genap untuk tetap tinggal di Indralaya.
Pertama
kali mendapatkan informasi akan diadakannya rangkaian acara MetroTV On Campus
di bumi Sriwijaya hatiku tanpa menunggu detik selanjutnya aku mendaftarkan diri
sebagai peserta. Entah aku menjadi peserta yang keberapa, terjelas bagiku
adalah mengikuti rangkaian kegiatan yang langka ini. Terpenting bagiku
rangkaian acara yang terdiri dari Open Mic, Pelatihan Jurnalistik dan Talkshow
Just Alvin itu dihadirkan secara gratis. Bukan perihal itu saja, informasi dan
ilmu yang didapatkan akan menjadi pengalaman yang akan sangat sulit sekali
didapatkan secara langsung.
Hari
pertama, aku menghadiri Auditorium Universitas Sriwijaya dengan sedikit rasa
tidak disiplin akan keterlambatan yang kulakukan. Saat itu, aku melihat jam
handphone-ku menunjukkan pukul 09.25 Wib, padahal pada informasi yang tertera
pukul 09.00 wib. Beruntung bagiku, ternyata belum terlalu ramailah peserta yang
datang sehingga aku yang datang begitu lama dapat menempati kursi di barisan
nomor dua. Akan tetapi, tak berselang lama setelah aku menduduki kursi tersebut,
Master of Ceremony (MC) memberikan
informasi yang sebenarnya sedikit kurang mengena hati sebab acara akan baru bisa
dimulai pada siang hari tepatnya pukul 13.00 wib. Hal ini sendiri tak terlepas
dari kemacetan yang memang kerap kali terjadi pada jalur Palembang-Indralaya.
Rasa penasaranku
akan acara yang bertajuk Open Mic ini barulah terbayar ketika pukul 13.00 Wib
sudah sampai. Ternyata acara ini merupakan perlombaan Stand Up ratusan peserta yang
berasal dari mahasiswa, Pelajar SMA, maupun masyarakat sekitar. Penampilan
ratusan peserta tersebut melahirkan decak tawa seluruh penonton yang berada di
Audirorium Universitas Sriwijaya. Tepatnya di penghujung acara David Nurbianto yang
merupakan salah seorang Stand Up Comedy Metro TV menampilkan diri dihadapan
seluruh penonton yang hadir. Lelaki yang memiliki darah betawi itu tampil
menghibur tak kurang dari 20 menitan hingga tak sadar jam sudah menunjukkan
pukul 16.30 wib.
Terlepas
dari keterlambatan pelaksanaan pada hari pertama bukanlah permasalahan bagiku.
Mengingat kemacetan adalah hal yang lumrah terjadi di Indralaya-Palembang.
Akhirnya pikiranku, pada hari kedua aku harus berangkat tepat waktu sehingga
mendapatkan tempat duduk yang bisa dibilang tidak terlalu di belakang.
“Pelatihan
jurnalistik”, dipikiranku masih belum memiliki pandangan tentang cakupan materi
yang akan disampaikan narasumber di hari yang kedua ini. Mengingat ada empat
narasumber dari Metro TV yang akan hadir seperti Zelda Safitri, Yohana
Margaretha, Gilang Ayunda, dan Prabu Revolusi. Tentunya akan ada empat materi
berbeda pula yang akan aku dapatkan.
Pukul
08.57 wib jam di handphone-ku
menunjukkan bahwa aku lebih awal 3 menit-an untuk mengikuti acara pelatihan
ini. Terlihat sudah ada ratusan peserta yang mengantri di meja registrasi. Salah
satu di antaranya terdapat mas Budi Agung (mahasiswa IAIN Raden Fatah) yang
sudah menunggu kedatanganku. Sembari mengikuti antri kami membicarakan sedikit
mengenai kepenulisan di Indralaya, tak lain dan tak bukan yaitu Forum Lingkar
Pena (FLP) Ogan Ilir.
Hampir
pukul 10.00 wib kami baru mendapatkan nomor antrian. Rasanya cukup lega setelah
begitu lama mengantri yang bisa dibilang antrian terlamaku dari perjalanan
hidupku meski terbilang tak begitu lama seperti antrian yang kerapkali
ditayangkan di layar televisi. “Bagaimana kalau MetroTV on Campus berlangsung
ketika prosesi perkuliahan sedang berlangsung, pasti akan lebih melelahkan lagi
untuk menyaksikan acara seperti ini,” lirihku kala itu.
Tak
perlu disangkal, ternyata undangan yang menyatakan acara akan dilaksanakan
pukul 09.00 wib itu sudah tepat dilaksanakan meski acara kembali baru dimulai
pukul 13.00 wib. Ya, prosesi lainnya memang harus dilaksanakan seperti registrasi,
games lapangan, maupun prosesi lainnya yang sebenarnya prosesi penting yang
harus dilewati pada acara ini.
Ternyata
hari kedua penonton (peserta) berjumlah lebih banyak dari hari pertama, bisa
dibilang menjadi hari yang ditunggu para penggila, pemerhati serta pembelajar
mengenai jurnalistik. Pelatihan jurnalistik yang pertama disampaikan oleh bapak
Saiko yang setelahnya diketahui mengantikan posisi Zelda Savitri yang tidak
berkesempatan hadir. Pada kesempatannya beliau menjelaskan News Production yang
ada pada dunia jurnalis. Pada hal ini peristiwa, peliputan, pengemasan, dan
penyajian adalah hal utama yang harus diperhatikan. Ternyata sedemikian detail
hal yang harus diperhatikan sebelum menyajikan sebuah berita yang menarik.
Materi
yang kedua disampaikan oleh Yohana Margaretha. Jurnalis yang telah bergabung di
MetroTV sejak tahun 2008 ini mampu menghilangkan rasa lelah peserta yang hadir
sejak pukul 09.00 WIB dengan mengajak bernyanyi lagu dari band asal Sumatera
Selatan “Mau dibawa kemana”-Armada Band. Selanjutnya dengan gaya bicara yang runut,
cerdas, dan memiliki visi, Yohana mampu membius audiensi dengan apa yang
disampaikan. Diawali dengan kisah perjalanan jurnalistiknya yang begitu
mengharukan sebab memiliki sebuah motivasi tersendiri yang terkandung
dibaliknya-semua orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi jurnalis, tanpa
terkecuali-hingga pembahasan menganai tantangan dan peluang menjadi jurnalis
handal yang bisa didapatkan.
Selanjutnya,
Gilang Ayunda dengan “Jurnalistik Warga”-nya mampu membuat peserta pelatihan
jurnalistik memiliki semangat untuk berbagi informasi yang ada disekitarnya
kepada media, temasuk Metro TV. Hanya bermodalkan kamera dari Handphone standar pun bisa menjadi salah
satu perangkat untuk merekam berita yang ingin disampaikan.
Akhirnya,
Prabu Revolusi menjadi penutup pelatihan jurnalistik pada hari kedua. Tenyata
peluang bagi semua yang sudah terbiasa “KEPO” untuk menjadi jurnalis sangatlah
besar. Bermodal dengan keingintahuan tersebut, pengetahuan yang bersumber dari
mana-mana bisa menjadi bahan untuk memberikan pencerdasan informasi yang nanti
akan diberikannya.
Hari
terakhir pada Metro TV on Campus di Universitas Sriwijaya mendapatkan sambutan
yang sangat besar semua masyarakat Palembang-Indralaya dan sekitarnya. Tak
kurang dari 2000 peserta menghadiri acara yang bertajuk Talkshow Just Alvin “Aku
Bisa”. Talkshow ini menghadirkan bintang tamu Andriani “Marshanda”, Shafa “Tasya” Kamila, dan Band asal Sumatera Selatan-Armada Band.
Talkshow
Just Alvin dimulai dengan penampilan Komunitas Pecinta Seni Universitas
Sriwijaya “Company Band”. Tak berselang lama riuh tepuk tangan peserta talkshow
menandai kedatangan Adam Alvin. Pada muqodimah yang disampaikan dia menyatakan
bahwa “perhatikanlah semua apa yang ada di sekitarmu, jadikanlah semua itu
kepada proses yang akhirnya mengarah kepada suatu titik yang mampu memberikan
pencerahan dan hal baru yang bermanfaat”.
Selanjutnya
“Mau Dibawa Kemana” yang dibawakan oleh Armada Band merubah Auditorium
Universitas Sriwijaya menjadi bergemuruh. Band asal Sumatera Selatan ini
melalui suara emasnya menghilangkan kerinduan akan suara emasnya untuk hadir
kembali di Indralaya. Auditorium yang megah pun turut bergema dengan suara
seluruh peserta yang hadir. Rizal-vokalis Armada Band menyampaikan bahwa kesuksesan
yang diraih Armada Band hingga saat ini tidak lepas dari ..... termasuk semua
yang hadir saat itu. Kata tersebut mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari
peserta talkshow yang sebagian menggunakan almamater berwarna kuning.
Seperti
telah diketahui sebelumnya, akhirnya bintang tamu yang merupakan duta
lingkungan hidup hadir dihadapan semua peserta yang hadir. Jam menunjukkan
pukul 14.15 wib, dengan sambutan yang luar biasa “Tasya” penyanyi cilik yang
saat ini telah tercatat sebagai mahasiswa ini menyapa dengan bahasa Palembang. “Apo
kabar semuanyo?” ucapnya dengan semangat yang disambut riuh dari peserta yang
hadir.
Tasya
sendiri mengatakan bahwa ia mengawali dunia entertaiment sejak usia 4 tahun. Saat
itu masih berada di bangku TK. Ada 4 hal yang selalu diperhatikan olehnya dalam
menjalani kehidupan ini yaitu Eksplore,
Dream, Discover, dan Cheap. Selain tercatat
sebagai duta lingkungan hidup, ia juga pernah menjadi duta konsumen cerdas.
Bertepatan
dengan jarum jam yang sudah menunjukkan 14.37 wib, Chaca panggilan dari “Marshanda”
hadir dengan membawakan lagu “Bidadari” yang selanjutnya Tasya dengan “Anak
Gembala”-nya. Marshanda menjelaskan ia menikah muda sebenarnya tanpa
pertimbangan apapun, tanpa hitungan, tanpa logika, akan tetapi dengan feeling-nya. Hingga saat ini ia
merasakan keberkahan telah mendatanginya setelah pernikahannya tersebut.
Selain
menjadi baby sister anaknya sendiri, ia juga sejak april 2013 sudah memulai
menjadi motivator. Awalnya dengan mengikuti beberapa seminar motivasi serta
dorongan orang-orang yang berada didekatnya, ia mencoba membuat video motivasi
yang diunggah di youtube maupun jejaring lainnya. Hingga akhirnya beberapa kali
ia diundang untuk mengisi motivasi pada beberapa acara.
Hal
yang membuat terkesan dari apa yang disampaikannya adalah ia melakukan
berdasarkan kualitas dirinya yang terus ditingkatkan. Ia menjadikan kehidupan
dengan “cinta” sebagai kata kerja dimana pada setiap aktifitas yang
dilakukannya dilandasi dengan rasa kecintaan sehingga menimbulkan sifat konstruktif
(membangun). Dalam management waktu yang dilakukan, ia berlandaskan dengan
hakikat kehidupan. Jikalau ingin mengejar dunia, maka tidak akan ada rasa puas
pada setiap pencapaian. Akan tetapi, jika akhirat yang akan dikejar, maka janji
Tuhan akan berlaku –Insyaallah akan dicukupkan dunia dan ditentramkan hatinya.
Akhirnya
rangkaian MetroTV on Campus di Universitas Sriwijaya diakhiri dengan penampilan
Armada Band dengan “Pemilik Hati”-nya.
Rasanya
perjalanan mengikuti rangkaian acara ini selama tiga hari tentu memberikan
sebuah pengalaman tersendiri yang bisa dikatakan—tidak semua orang memiliki
kesempatan yang sama. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada, tulisan
sederhana ini dapat menggambarkan perjalanan tiga hari ini dengan penuh cerita
berkesan. Tentu pengharapan-pengharapan dikemudian hari dapat menghadiri kembali
kegiatan yang dapat meningkatkan “minat dan bakat” ataupun kegitana lainnya sebagai
pemenuhan diri yang masih kosong ini.
Indralaya, 5 Juli 2013.
Sebuah catatan seorang yang
merindukan pengalaman.
aahhh pengen juga sebenernya nonton openmic sama just alvin tapi gabisa :( semoga tahun depan ada lagi :D
BalasHapustulisannya bermanfaat, sedikit terbayang serunya metro tv on campus
Tidak semua yang diinginkan dapat tercapai, tapi di lain sisi mungkin ada cerita sendiri yang barangkali didapatkan..
HapusAamiin...
Alhmdlah, mencoba menuliskan apa yang dijalani saja, mbak indri..
Metro TV On Campus : UNSRI menjadi oase di kala banyak yang masih SP :D
BalasHapusHitung-hitung berkah tersendiri mas...
HapusApa kesanmu MOC ini?