Laman

Selasa, 09 Juli 2013

Pelayaran Kedua



Pelayaran Kedua


Setelah berlalu masa merenggut ilmu di bangku sekolah, ranah rantau adalah perteduhan yang harus aku jejaki. berawal dari kesungkanan atas latar berbeda dan serba kesendirian. Bukan di Ranahnya, melainkan di kos-annya. ketiadaan penadah keluh kesah yang kerap kali singgah. jika aku biarkan katiadaan ini sebagai gerimis yang menusuk jiwa, maka kisah melankolis meraja di setiap pelabuhan waktu.

keremajaan yang berkisah pada gerbong yang menapak Lahat, masih ingat sekali. lembaran kata dari sahabatku menyapa dengan santun. mungkin melukis kanvas hati hingga hari abadi. ataukan pahatan indah yang menanda bangsa masih ada kekayaan yang tak dapat diserobotkan. ya, seperti Batik atau kesenian Ponorogo.

waktu yang merenggut helai pertemuan, kekhasan ucap dan berjuta potong nasihat. enyahlah, harap dikemudian hari dapat kurengkuh masa lalu sebagai hal yang tak terlupa dari perjalanan hidupku. seindah langkahku, semua bermula dari teguran yang melontar penuh kesabaran. dari balik kata, aku yakin rona berpendar ke jagat raya. meneduhkan bisik kebimbangan seteduh hiasan bianglala terlagi di senja hari yang mengakar dari megah meranya. sungguh paradigma yang takkan bisa kulupa meski sejenak.


demikian cerita warna hati yang menyisah dibalik SMS atau suara indah yang dikirim angin. terpisah dari wajah yang dirindu, aku ingin menyimpan dalam sedimen hati hingga hari nanti. sampai nafas yang mengkakukan tubuh dipembarigan.musafir ilmu yang luas. Rasulullah bersabda:"carilah ilmu sampai ke negeri cina". betapa pentingnya mencari ilmu, sekalipun di negeri tirai bambu yang notabene banyak sekali non_muslim. begitulah ilmu, dimanapun harus dipelajari dan dikejar. kujadikan waktuku menjadi sebagian penggalan menuju cina. Indralaya, kota nan ramah. di latar yang masih alami dan kesejukan. di antara persimpangannya terhembus ilmu-ilmu yang belum kudapati dulu.pada bait-bait waktu kuberi tanda. pengingat ikrar dan langkah yang harus kutapak. melihat kesamping, bahwa masih banyak jalan perindangan menuju keinginan.

teruntuk kesempatan yang dirasa apa. manis, pahit, asam, atau berhembus segar. entah, harus kupilih mana. jika manis, mungkin ada ditebar. yang Terindu masih bisa dipertemukan. tetapi harus tega dalam belenggu kesepian dan jauh dari kebersamaan yang biasa tersaji. pahit, dimana letaknya. ataukah dari kebersamaan yang tak kembali hadir atau harus menyiap di fajar-fajar agar kelak tersedia? Asam, tiada lagi yang melayani. baju, makanan, dan keteraturan harus dijalani sendiri.  atau hembusan segar? bebas dari belenggu yang mengikat. tiada lagi perintah yang harus dikerja. atau terbebas hendak melaku apa?. aku tak tau harus memilih apa. yang terlampir hanya sebongkah rindu. ucapan nasihat dan kasih sayang setiap derik waktu. fajar tadi. terbangun dari pekikan alarm yang sengaja kupasang.

senandung keinginan dan bercakap ria menyapa di palung hati. tapi biarlah, aku harus ikhlas. tidak boleh melow. bukankah isalam mengajarkanku tegar dan mandiri?
tahun ini lebih meramai dari setahun lalu. dimana kesendirian merayap di pundakku. melangkahpun terasa malas dan kaku. sehingga maunya ditempat. kali ini beda. aku pandat dalam labir syukur, inilah indahnya perjuangan musafir ilmu. semoga nantinya tak mengecewakan baik dari waktu, biaya, dan kemandirian hidup yang terlaju.

BINGKAI hari di pelayaran mendesir kerinduan aroma dan kenangan bersama. dan sajak-sajak mengajarkan aku beranjak dari kesepian..

Tatkala kefajaran berlaku gemblenglah dengan rona lukir penggalan detik dalam sejuk di siangagar kelak senandung rima mengalir seiramamenjalin puncak dan lembah ngarai keteduhanmenungkup langit dan bumi kenyamananmenyinar goa dan malam berjaring bianglaladan tiada kisah terlewat siatak seperti akudi rajam melankolis hatigerimis berluruhanmangadu, "AKU MASIH BALITA"

*_*

Ihsanul Fikri
Indaralaya, 1 Agustus 2011

D'First menulis perjalanan hidup. semoga keterusan dan dapat merangkai kata lebih indah.
AMIN...yA..RABB...


~Tulisan diatas merupakan tulisan yang masih asli tanpa pengeditan sedkitipun, meskipun terdapat kesalahan dalam penulisan EYD takmengapa. Hal inilah merupakan sebuah proses pembelajaran, hingga saat ini pun masih terus melakukan pembelajaran. Publikasi pertama dapat dilihat di "Sini"

0 komentar:

Posting Komentar