Bulan ramadhan merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu sebab berkah
yang terkandung didalamnya. Segala macam perbuatan yang bernilai ibadah
dilipatgandakan pahalanya. Pun dalam hal menulis yang mengandung nilai positif
dari karya yang dibuat, maksudnya dalam sebuah karya memberikan kemanfaatan
(pencerahan) bagi pembaca sehingga menjadi pelecut tersendiri bagi pembaca
untuk memperbaiki diri. “Manusia yang
paling dicintai di sisi Allah adalah yang banyak memberikan kemanfaatan bagi
orang lain” (HR. Thabrani). Selain itu juga memberi manfaat pada
diri sendiri, seperti yang dikatakan Khalifah Ali bin Abi Thalib bahwa “Setiap
penulis akan mati. Hanya karyalah yang abadi. Maka tulislah sesuatu yang
membahagiakan dirimu di akhirat nanti”.
Berkenaan dengan perputaran waktu di bulan ramadhan, terdapat waktu-waktu
yang tidak didapatkan pada bulan-bulan lainnya sehingga memungkinkan diri dapat
memaksimalkan untuk aktifitas menulis. Hal ini sangat memberikan peluang waktu
tersendiri untuk memulaikan diri untuk menulis atau jika dirasa perlu menambah
jam untuk menulis dari hari-hari sebelumnya. Bisa jadi pada hari-hari biasa
kita menulis membutuhkan waktu luang di sela kesibukan yang ada, bahkan 24 jam
yang ada dalam sehari bisa dibilang tidaklah cukup menyelesaikan aktifitas yang
memang melimpah ruah.
Berbeda pada bulan ramadhan, panggilan untuk melakukan sahur dapat
dijadikan sebagai waktu yang ampuh untuk meluangkan waktu khusus dalam menulis.
Di samping berkesempatan bangun lebih awal, menunaikan panggilan-Nya, dan
sat-saat pikiran dapat dibilang masih jernih. Antara waktu-waktu tersebut
hingga menjelang akhir waktu bersahur seperti yang dianjurkan dapat digunakan
untuk menulis. Rutinitas yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi
kebiasaan diri, akhirnya menjadikan diri memiliki waktu khusus untuk menulis
tanpa menganggu rutinitas aktifitas lainnya. “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain”(QS. Alam Nasyrah:7).
Wahyu Wibowo
Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Ogan Ilir
::Tulisan
terbit di Edisi Pertama di Majalah #Backspace beberapa bulan lalu.
0 komentar:
Posting Komentar