Bismillahirahmanirrahim.
Senin siang yang memancarkan aura bahagia melalui cerahnya. Dari pagi belum terlihat gelagat mendung yang mengotori cerahnya. Cerah yang memiliki makna, pun ketika mendung pastilah ada hal yang dimaksudkan pencipta akan kehadirannya. Bisa jadi mendung itu ada, sebab kegerahan yang menyelimuti setiap kujur tubuh. Hadirnya mendung yang disertai gerimis hadir sebagai penawar kegerahan itu.
Senin siang yang memancarkan aura bahagia melalui cerahnya. Dari pagi belum terlihat gelagat mendung yang mengotori cerahnya. Cerah yang memiliki makna, pun ketika mendung pastilah ada hal yang dimaksudkan pencipta akan kehadirannya. Bisa jadi mendung itu ada, sebab kegerahan yang menyelimuti setiap kujur tubuh. Hadirnya mendung yang disertai gerimis hadir sebagai penawar kegerahan itu.
Hari ini, berangkat dari
tempat tidurku laptop menjadi ruang curhatku. Maksud curhat di sini tidak lain
melakukan pendiskusian diri dalam rangka merangkaikan kata-kata untuk
menyelesaikan apa saja yang mestinya diselesaikan. Terkhusus hari ini, tak lain
dan tak bukan adalah rangkaian kata-kata yang menjurus kepada BAB I, II, maupun
III. Tak lupa juga RPP, LKS, Lembar Validasi, serta soal-soal yang berhubungan
dengan ini. Ini semua terangkum dalam #Skripsweet.
Sebenarnya, kondisi tubuh
sedikit kurang mendukung dan terkadang kepala sekonyong-konyong merasakan
denyutan yang keras. Ingin sekali rasanya membaringkan tubuh lebih dalam di
tempat tidur tersebut. Akan tetapi, ada hal besar yang mengganjal pikiran
sehingga akhirnya aku menyodorkan pandangan ke layar laptop sebab 5 minggu
berlalu aku tak berkesempatan untuk menemui dosen yang akan membimbingku secara
intensif. Sakit yang saat ini mendapatinya di usia yang tak kurang 63 tahun
bisa jadi salah satu penyebabnya. Selain itu, kesibukan sebagai salah satu
orang penting di fakultasku sehingga terkadang sulit sekali mencari waktu yang
tepat untuk menyerahkan hasil ketikan yang terus dicicil.
Selama jangka waktu tak kurang
dari 5 minggu sudah aku berdiam diri di tempat. Dalam artian tidak bimbingan. Akan
tetapi aku terus mencicil dan memperbaiki apa saja yang sekiranya bisa
diperbaiki. Perihal kenapa aku belum juga berinisiatif menemui dosen pembimbing
satunya, ini kesalahan diri yang teramat fatal. Berawal dari perkataan beliau
yang mengatakan untuk menemui pembimbing kedua terlebih dahulu sebelum menemui
beliau mengenai BAB II dan III. Hingga akhirnya aku baru tersadar ketika
teguran Fathur yang mengungkapkan kondisi kepada pembimbing pertama akan
kondisi yang dialami. Jujur, ini kesalahan dan kealfaan diri yang memang tak
lepas dari kungkung ketakmengertian alur.
Jam di laptop sudah
menunjukkan pukul 10.30 wib, sebuah sms dari Renita yang mengatakan dosen
pembimbing yang sudah lama dinantikan kesembuhannya sudah hadir di kampus biru.
Aku semakin bersemangat untuk segera pergi ke kampus yang kebetulan segala
kebutuhan sudah selesai.
Menit ke menit terus berlalu
mengikuti detak jarum jam berputar, aku setia duduk di kursi tunggu di depan
dekanat menunggu kehadiran dosen yang katanya tadi ada. Di ruangan tersebut
juga, sudah kutanyakan kepada bu Tari yang bekerja di ruangan pimpinan
fakultas, mengatakan dosen tersebut belum menuju ke ruangannya. Akhirnya kami
mencari informasi tentang keberadaan dosen tersebut yang diketahui sudah
pulang. Bersama dengan Renita dan Jusnaida yang juga ingin menemui dosen
tersebut, kami memutuskan untuk berusaha di hari esok.
Tentang bimbingan hari ini,
sebanarnya aku bisa menemui dosen pembimbing pertama yang memiliki jadwal
mengajar. Akan tetapi aku lebih memilih menyelesaikan dengan dosen kedua dulu
sebelum menemui dosen pertama. Sehingga untuk kedua-duanya hari ini aku gagal
menjumpai dan melanjutkan bimbingan #Sripsweetku.
“Semua memiliki
hikmah masing-masing. Bahkan kejadian terburuk sekalipun. Jangan mengira segala
hal yang dirasa kurang menguntungkan bagi kita tidak memiliki dampak yang baik.
Disadari atau tidak, terdapat pelajaran yang tersirat di balik peristiwa
tersebut. Maka, tangkaplah dengan cermat pelajaran tersebut.”
Begitulah kira-kira kalimat yang sering
kudengar dari orang tua, guru, maupun teman sekalipun. Menyadarkanku perihal
sebuah hikmah yang terkadung atas segala peristiwa yang dialami. Jikalau ingin
memperbaiki diri, setidaknya mencoba menyelami pelajaran yang terkadung
tersebut.
Semoga hati dan pikiran ini
selalu terbuka untuk mempelajari hal-hal yang dijumpai dalam kehidupan ini. Terjelas
salah satu pelajaran yang diperoleh pada hari ini adalah selangkah lebih baik
dibanding hari-hari sebelumnya dengan memperbaiki kata-kata dan mempersiapkan
segala hal yang dibawa untuk bimbingan walaupun memberikan cerita yang kurang
beruntung akibat keterlambatan diri.
Semoga bermanfaat.
Lantai
3 Dekanat FKIP Unsri, 14 April 2014
Wahyu
Wibowo
0 komentar:
Posting Komentar