Laman

Kamis, 30 Januari 2014

Pelajaran dari Sebuah Usaha



Bismillahirrahmaanirrohiim...


 Menuju Cughup Basemah – Sehari sebelum mendaki Gunung Dempo

Rasanya tiada keindahan yang dapat dirasakan di dunia ini selain menemui pagi dengan senyum terindahnya. Beberapa tempat yang dirasa indah pun belumlah sebanding dengan keindahan yang didapati selama ini, misalnya Kawah Merapi Dempo, Pulau Kemaro, Ampera, Pantai Parangtritis, ataupun beberapa tempat wisata yang telah dikunjungi dan kuanggap menampilkan sisi keindahan. Bagaimana tidak, apabila ‘Pagi’ sudah tidak menemuiku, maka akan hilang semua keindahan yang ada di dunia bagiku. Serupa pagi ini, kesempatan menemui pagi ini dan juga menghirup udara kehidupan masih diberikan kepadaku.

Berjumpa pagi ini tentunya ada hal yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan mahasiswa di Nusantara, yaitu perihal daftar nama yang akan hadir dalam lembar pengumuman yang beruntung untuk mengikuti kunjungan belajar di Jepang selama bulan Februari-Maret 2014. JENESYS 2.0, itulah nama yang sangat menggoda seluruh mahasiswa Indonesia. Sangat disayangkan, waktu pendaftaran sangatlah singkat hingga beberapa teman yang dijumpai menyatakan belumlah sempat untuk mendaftarkan diri.


Seperti biasa, di pagi ini aku mengecek media sosial yang sering kugunakan tanpa terkecuali. Pada salah satu media sosial yang ditemui, cukup membuat diri cukup tercengang dan terdiam. Bagaimana tidak, pengumuman JENESYS 2.0 yang ditunggu ternyata menutup peluang diri untuk tergabung di sana. Bukan disebabkan belumlah karena adminitrasi tak lengkap, ataupun apa. Akan tetapi yang lebih membuat aku mengelus dada adalah gagalnya berkas terkirim pada email yang semestinya dituju.

Melihat hal itu, aku jadi teringat beberapa teman lainnya yang pula mengalami nasib yang sama. Jika melihat dari pengiriman berkas, sepertinya dia sudah jauh hari sebelum penutupan. Akan tetapi dalam sebuah pernyataan dia gagal sebab ada konfirmasi serupa. Belumnya beruntung yang disebabkan oleh tak terkirimnya berkas.


Pada posisi seperti itu, aku menyadari bahwa ada beberapa hal yang memang harus kupahami dalam suatu pencapaian. Aku harus memiliki konsekuensi untuk menerima hasil apa yang diraih entah itu nantinya memberikan kebahagiaan ataupun pelajaran yang mesti dipelajari dengan betul. Astaghfirullah, ego masih besar menyelimuti diri.

Mengenai JENESYS 2.0, tentunya pembelajaran betul bagiku. Sebenarnya dengan keinginan yang besar saja aku mengikuti tanpa memiliki kemampuan yang memang seadanya: belum terlalu pandai berbahasa Inggris, apalagi bahasa jepang. Dari sini, mungkin kesempatan lain akan datang kepadaku setelah aku berusaha lebih, atau setidaknya sudah mulai meluangkan waktu mempelajari bahasa Inggris.

“Apabila keinginan kita saat ini belum terpenuhi, maka teruslah berusaha dengan lebih lagi. Apapun yang kita peroleh setelahnya, sebaiknya diterima dengan lapang dada. Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Sebab apa yang kita inginkan belum tentu baik bai kita saat ini. Segala pastilah sudah diperhitungkan oleh-Nya dengan teliti sebab Dialah Maha Mengetahui apa yang lebih baik untuk kita.”

Ya, mungkin JENESYS 2.0 bukanlah hal yang aku butuhkan saat ini. Ada hal lain yang telah Allah titipkan dan mesti diselesaikan pada waktunya. Dua hari sebelumnya, Allah telah mengamanahkan untuk melakukan Pengabdian ke Panti Asuhan melalui PKM-M dari DIKTI bersama 4 anggota FLP Lainnya yang kesemuaannya dua tingkat di bawahku. Mereka adalah Dwi selaku ketua, ada juga Putra, Silvia, dan Sulastri.

 
 
Di samping harus mengabdikan diri ke Panti Asuhan Mawar Putih, amanah besar yang harus segera dicapai adalah Memakai Toga Sarjana. Di samping harus menjalankan amanah yang masih diemban. FLP Ogan Ilir dengan Mimpi besar di Kepenulisan, IndonesianCare dengan bertujuan Memberikan Inspirasi bagi semua orang, FIM Musi yang pula harus mengabdikan diri untuk membantu adik-adik yang kurang beruntung di kota Palembang.

Forum Lingkar Pena (FLP) Ogan Ilir

Trainer Indonesian Care



Fim Musi
 
Pada kesempatan yang tak terlalu lama jaraknya, antara 28 hingga 30 Januari 2014 sebuah pelajaran berharga kudapati meski dengan hal yang berlawanan. Terpenting dari kesemuaanya, aku dapat mengambil pelajaran yang kemudian diingat, dipahami, dan kemudian disebarkan kepada orang lain.

Perjalanan 28 hingga 30 Januari 2014 ini tidak terlepas dari usaha, kesemuanya membutuhkan proses untuk mengetahui hasilnya. Apakah itu akan memberikan aku senyuman lebih, atau aku harus menahan senyum itu sebab kegagalan. Semua adalah bonus dari perlakuan yang dinamai usaha. Selagi kesempatan berusaha masih ada, maka aku akan memeluk kesempatan itu. Tidak semua orang dapat memanfaatkan kesempatan, dan aku berharap aku dapat belajar untuk dapat memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.

“Berikanlah usaha terbaikmu jika ingin mendapatkan hasil yang baik. Apabila belum kita mendapatkan hasil yang baik, kemungkinan jawabannya ada dua yaitu kita belum membutuhkannya untuk saat ini atau kita belum memberikan usaha terbaik kita. Yang bisa kita lakukan saat ini adalah berikan usaha yang terbaik, seraya terus istiqomah dan berdoa akan hal kita inginkan.”

*Semoga Bermanfaat
Ruang Inspirasi-Kamar Kos, Indralaya
30 januari 2014—1 1 :45

4 komentar:

  1. Sip kak setuju kak :) ini otw nulis nih tentang ini juga :D

    BalasHapus
  2. Wah,
    lanjut berikan inspirasimu...
    ^_^

    BalasHapus
  3. Mari Kak... sama-sama belajar bahasa Inggris. Hehe

    BalasHapus