Bismillahirrahmaanirrohiim...
Menuju Cughup
Basemah – Sehari sebelum mendaki Gunung Dempo
Rasanya tiada keindahan yang
dapat dirasakan di dunia ini selain menemui pagi dengan senyum terindahnya.
Beberapa tempat yang dirasa indah pun belumlah sebanding dengan keindahan yang
didapati selama ini, misalnya Kawah Merapi Dempo, Pulau Kemaro, Ampera, Pantai
Parangtritis, ataupun beberapa tempat wisata yang telah dikunjungi dan kuanggap
menampilkan sisi keindahan. Bagaimana tidak, apabila ‘Pagi’ sudah tidak menemuiku,
maka akan hilang semua keindahan yang ada di dunia bagiku. Serupa pagi ini,
kesempatan menemui pagi ini dan juga menghirup udara kehidupan masih diberikan
kepadaku.
Berjumpa pagi ini tentunya ada
hal yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan mahasiswa di Nusantara, yaitu perihal
daftar nama yang akan hadir dalam lembar pengumuman yang beruntung untuk
mengikuti kunjungan belajar di Jepang selama bulan Februari-Maret 2014. JENESYS
2.0, itulah nama yang sangat menggoda seluruh mahasiswa Indonesia. Sangat disayangkan,
waktu pendaftaran sangatlah singkat hingga beberapa teman yang dijumpai
menyatakan belumlah sempat untuk mendaftarkan diri.
Seperti biasa, di pagi ini aku
mengecek media sosial yang sering kugunakan tanpa terkecuali. Pada salah satu
media sosial yang ditemui, cukup membuat diri cukup tercengang dan terdiam. Bagaimana
tidak, pengumuman JENESYS 2.0 yang ditunggu ternyata menutup peluang diri untuk
tergabung di sana. Bukan disebabkan belumlah karena adminitrasi tak lengkap,
ataupun apa. Akan tetapi yang lebih membuat aku mengelus dada adalah gagalnya
berkas terkirim pada email yang semestinya dituju.
Melihat hal itu, aku jadi teringat beberapa teman lainnya yang pula mengalami nasib yang sama. Jika melihat dari pengiriman berkas, sepertinya dia sudah jauh hari sebelum penutupan. Akan tetapi dalam sebuah pernyataan dia gagal sebab ada konfirmasi serupa. Belumnya beruntung yang disebabkan oleh tak terkirimnya berkas.
Pada posisi seperti itu, aku
menyadari bahwa ada beberapa hal yang memang harus kupahami dalam suatu
pencapaian. Aku harus memiliki konsekuensi untuk menerima hasil apa yang diraih
entah itu nantinya memberikan kebahagiaan ataupun pelajaran yang mesti
dipelajari dengan betul. Astaghfirullah,
ego masih besar menyelimuti diri.
Mengenai JENESYS 2.0, tentunya
pembelajaran betul bagiku. Sebenarnya dengan keinginan yang besar saja aku
mengikuti tanpa memiliki kemampuan yang memang seadanya: belum terlalu pandai
berbahasa Inggris, apalagi bahasa jepang. Dari sini, mungkin kesempatan lain
akan datang kepadaku setelah aku berusaha lebih, atau setidaknya sudah mulai
meluangkan waktu mempelajari bahasa Inggris.
“Apabila
keinginan kita saat ini belum terpenuhi, maka teruslah berusaha dengan lebih lagi.
Apapun yang kita peroleh setelahnya, sebaiknya diterima dengan lapang dada.
Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Sebab apa yang kita inginkan belum tentu baik bai kita saat ini. Segala
pastilah sudah diperhitungkan oleh-Nya dengan teliti sebab Dialah Maha
Mengetahui apa yang lebih baik untuk kita.”
Ya, mungkin JENESYS 2.0 bukanlah
hal yang aku butuhkan saat ini. Ada hal lain yang telah Allah titipkan dan
mesti diselesaikan pada waktunya. Dua hari sebelumnya, Allah telah
mengamanahkan untuk melakukan Pengabdian ke Panti Asuhan melalui PKM-M dari
DIKTI bersama 4 anggota FLP Lainnya yang kesemuaannya dua tingkat di
bawahku. Mereka adalah Dwi selaku ketua, ada juga Putra, Silvia, dan Sulastri.
Di samping harus mengabdikan diri
ke Panti Asuhan Mawar Putih, amanah besar yang harus segera dicapai adalah Memakai Toga
Sarjana. Di samping harus menjalankan amanah yang masih diemban. FLP Ogan Ilir
dengan Mimpi besar di Kepenulisan, IndonesianCare dengan bertujuan Memberikan Inspirasi bagi semua orang, FIM Musi yang pula harus mengabdikan
diri untuk membantu adik-adik yang kurang beruntung di kota Palembang.
Forum
Lingkar Pena (FLP) Ogan Ilir
Trainer Indonesian Care
Fim Musi
Pada kesempatan yang tak
terlalu lama jaraknya, antara 28 hingga 30 Januari 2014 sebuah pelajaran
berharga kudapati meski dengan hal yang berlawanan. Terpenting dari
kesemuaanya, aku dapat mengambil pelajaran yang kemudian diingat, dipahami, dan
kemudian disebarkan kepada orang lain.
Perjalanan 28 hingga 30
Januari 2014 ini tidak terlepas dari usaha, kesemuanya membutuhkan proses untuk
mengetahui hasilnya. Apakah itu akan memberikan aku senyuman lebih, atau aku
harus menahan senyum itu sebab kegagalan. Semua adalah bonus dari perlakuan
yang dinamai usaha. Selagi kesempatan berusaha masih ada, maka aku akan memeluk kesempatan itu. Tidak semua orang dapat memanfaatkan kesempatan, dan aku
berharap aku dapat belajar untuk dapat memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.
“Berikanlah
usaha terbaikmu jika ingin mendapatkan hasil yang baik. Apabila belum kita
mendapatkan hasil yang baik, kemungkinan jawabannya ada dua yaitu kita belum
membutuhkannya untuk saat ini atau kita belum memberikan usaha terbaik kita. Yang
bisa kita lakukan saat ini adalah berikan usaha yang terbaik, seraya terus
istiqomah dan berdoa akan hal kita inginkan.”
*Semoga Bermanfaat
Ruang Inspirasi-Kamar
Kos, Indralaya
30 januari 2014—1 1 :45
Sip kak setuju kak :) ini otw nulis nih tentang ini juga :D
BalasHapusWah,
BalasHapuslanjut berikan inspirasimu...
^_^
Mari Kak... sama-sama belajar bahasa Inggris. Hehe
BalasHapusHee.... akan berusaha, Nelvi...bimbing yaa
Hapus