Laman

Menikmati Indahnya Pantai Matras

Pantai Matras terletak di Kabupaten Sungai Liat, Bangka Belitung.

Puncak Tertinggi Provinsi Sumatera Selatan

Gunung Dempo berada di Kota Pagaralam dan berketinggian 3183 mdpl.

Gravity Suku Anak Dalam

Jejak di Provinsi Jambi: Gravity Suku Anak Dalam (SAD) di Thehok, Jambi.

Berkunjung ke Rumah Baca Pustaka 2, Payakumbuh

Rumah Baca Pustaka 2, Payakumbuh-Sumbar didirikan oleh Uda Agus dan Uni Linda.

Lelaki Penyuka Koran

Setiap pagi, Lelaki ini gemar ke kios-kios koran dan berpura-pura membaca.

Rupa Cughup Besemah

Cughup (air terjun) Besemah terletak di antara Lahat-Pagaralam, Sumsel. Untuk mencapai ke sana, mesti jalan kaki hingga 1 jam perjalanan.

Berwisata Candi Prambanan

Candi Prambanan terkenal di telinga masyarakat lewat kisah Loro Jongrangnya.

Minggu, 10 November 2013

Reformasi Pendidikan Indonesia




Bertepatan dengan membakarnya semangat 120 pemuda Indonesia yang mengikrarkan sumpah pemuda pada 28 Oktober 2013. Sehari sesudahnya (29/10) 120 pemuda Indonesia yang terpilih sebagai peserta Forum Indonesia Muda (FIM) 15 dari 5645 pendaftar, berdiskusi dan diberikan stimulasi yang mencerahkan mengenai dunia pendidikan oleh bapak Anies Baswedan.

Pemuda merupakan pemimpin di masa mendatang. Dari hal tersebut, berarti peran pemuda sangat penting untuk kemajuan negara, termasuk di bidang pendidikan. Dunia pendidikan sangat dipengaruhi pemimpinnya, sehingga generasi muda yang nantinya akan memimpin negara ini hendaknya memikirkan perbaikan pendidikan di masa yang akan datang. Bapak Anies Baswedan menyatakan bahwa, “You are the leader now, think of your society and others, and you`ll be the leader in the future”. Pemimpin adalah sosok yang berani dan siap untuk memikirkan masyarakat dan yang lainya bukan hanya memikirkan diri sendiri.

Dalam penyampaiannya beliau menyebutkan bahwasannya pendidikan merupakan instrument rekayasa masa depan. Maksudnya perkembangan dan kemajuan negara mampu dimodifikasi sedemikian rupa jika memiliki kapasitas pendidikan yang baik dan proporsional. Pendidikan yang baik berasal  dari Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sendiri, sedangkan proporsional merupakan aset pendidikan yang di sesuaikan dengan kebutuhan negara ini untuk masa mendatang.

Selasa, 10 September 2013

Bening Air Mata Ini Terurai (Lagi)





Di sini, bumi ini. Pernah aku mengatakan, "Dimana-mana ada orang yang baik". Itulah yang mesti aku ingat-ingat betul dan kusandingkan kepada kalian. Tanpa mengurangi sedikit waktu kesibukan kalian, ada curahan rasa -sahabat- yang kalian curahkan. Entah terpaksa atau tidak, terjelas raut keikhlasan adalah penampakan yang jelas. Sehingga, keraguan tak mesti menjadi perdebatan. Bintang sejati tujuan dari persuaan kita di tanah rantau.

Tentang, simpang-siur sebuah cakap adalah kewajaran. Tiada ada gading yang tak retak, tiada pijak tak berbakat, tiada ucap yang tak khilaf. Referensi demi referensi telah menjelaskan kebenaran adanya ini. Jadi, sebuah perajutan kembali kisah dengan senyum canda mestilah disaji, bukan dengan cetus yang meletus sehingga lahar-lahar mengotori lahan-lahan yang bersemi. Lihat saja, beberapa perkampungan yang hilang sebab letusan gunung berapi yang sebelumnya ditakutkan oleh mereka. Ada banyak dari mereka yang sedang merantau ke daerah luar, merintih-menangis atau apa sejenisnya sebab perjumpaan dengan para kerabat yang terpendam lahar tak dapat lagi diulang. Dalam kisah-kisah yang dapat diambil pelajaran, bahwa semuanya akan kembali berpisah meski waktu yang belum tentu (baca : belum diketahui).

Jumat, 26 Juli 2013

Setelah Nyawa Itu Ada


Oleh : Wahyu Wibowo


             Gerimis memandu kelebat rasa rindu. Rintiknya mencumbu jiwa yang sejak lama telah menanti. Baru kali ini, malam hadirkanku sendirian dalam bedeng tua. Malam yang rencananya akan kupergunakan untuk rangkai beberapa baris kata untuk dikirimkan ke media lokal. Malam yang dengannya aku dapat merasakan betapa tulang begitu hampa. Malam yang dengannya aku berbagi cerita hanya dengan Tuhanku di sudut bedengan. Malam yang dengannya aku merasakan kecambuk pikiran yang tak kunjung usai. Malam, ah...entahlah, tak mampu kuuraikan selentur selendang sutra pada bidang logika untuk dijadikan bahan ejaan.

Di luar jendela

            Bulir air hujan menetesi muka daun, rumput, dan teras bedeng. Merembab, merambat ke sekujur  pori-pori di kemiringan tanah. Aku menatapnya rekat. Bulir yang ingatkanku ketika masih di SMA dulu. Ketika itu, di sebuah anak tangga seperti biasa meramu canda. Di wajah-wajah kami tersembul rona terindah seraya menangkap pasat bulir air hujan yang secara bergantian turun dari langit. Aku tiba-tiba merasakan inilah selang waktu terbentang yang tepat untuk merangkai kisah terindah sepanjang masa.

Sebentar kutatap langit, ia masih saja benderang dengan pancarnya seperti biasa pun ketika gumpalan awan mengepung pengarahannya ke sisi Bumi. Bersamaan itu, merapat onak-onak benak menyiasati jejak lewat hasutan alur hidup tak dapat ditebak. Karenanya aku terkatung-katung pada pilihan yang menguras keringat. Berhamburan bulirnya dari semua pori, tak seperti biasa. Serupa musim ketika berpaling dari kemarau menjadi hujan, tak tertahan lagi oleh jampi-jampi gumpalan bulir hujan menghujam sisi Bumi. Bahkan sepanjang siang dan malam bukanlah sebagai penghalang.

Rabu, 10 Juli 2013

Kerlip Pandang



: Luluk Andrayani

lihatlah langit yang menjuntai
di bawahnya tukikan cemara setelah
menyemai rindu kala separuh mengaduh

lihat pula bukit-bukit yang bertebaran
dalam sudut mata pandang
di antara kota dan desa
memasang candu atas hehijauan sawah
dermaga nikmat sang Kuasa

Selasa, 09 Juli 2013

Pelayaran Kedua



Pelayaran Kedua


Setelah berlalu masa merenggut ilmu di bangku sekolah, ranah rantau adalah perteduhan yang harus aku jejaki. berawal dari kesungkanan atas latar berbeda dan serba kesendirian. Bukan di Ranahnya, melainkan di kos-annya. ketiadaan penadah keluh kesah yang kerap kali singgah. jika aku biarkan katiadaan ini sebagai gerimis yang menusuk jiwa, maka kisah melankolis meraja di setiap pelabuhan waktu.

keremajaan yang berkisah pada gerbong yang menapak Lahat, masih ingat sekali. lembaran kata dari sahabatku menyapa dengan santun. mungkin melukis kanvas hati hingga hari abadi. ataukan pahatan indah yang menanda bangsa masih ada kekayaan yang tak dapat diserobotkan. ya, seperti Batik atau kesenian Ponorogo.

waktu yang merenggut helai pertemuan, kekhasan ucap dan berjuta potong nasihat. enyahlah, harap dikemudian hari dapat kurengkuh masa lalu sebagai hal yang tak terlupa dari perjalanan hidupku. seindah langkahku, semua bermula dari teguran yang melontar penuh kesabaran. dari balik kata, aku yakin rona berpendar ke jagat raya. meneduhkan bisik kebimbangan seteduh hiasan bianglala terlagi di senja hari yang mengakar dari megah meranya. sungguh paradigma yang takkan bisa kulupa meski sejenak.

Jumat, 05 Juli 2013

Catatan MetroTV On Campus di Unsri


Masyarakat Indralaya-Palembang dan sekitarnya tak henti-hentinya membicarakan tentang MetroTV On Campus yang berlangsung di Auditorium Universitas Sriwijaya pada 03-05 Juli 2013, termasuk aku. Status mahasiswa yang harus mempersiapkan peerteaching di pertengahan Juli membuatku harus merelakan libur setelah akhir semester genap untuk tetap tinggal di Indralaya.

Pertama kali mendapatkan informasi akan diadakannya rangkaian acara MetroTV On Campus di bumi Sriwijaya hatiku tanpa menunggu detik selanjutnya aku mendaftarkan diri sebagai peserta. Entah aku menjadi peserta yang keberapa, terjelas bagiku adalah mengikuti rangkaian kegiatan yang langka ini. Terpenting bagiku rangkaian acara yang terdiri dari Open Mic, Pelatihan Jurnalistik dan Talkshow Just Alvin itu dihadirkan secara gratis. Bukan perihal itu saja, informasi dan ilmu yang didapatkan akan menjadi pengalaman yang akan sangat sulit sekali didapatkan secara langsung.

Senin, 01 Juli 2013

Kehilangan Jejak




Oleh : Wahyu Wibowo

Sungguh, kalap mata menatap hari
di pendar-sinar berhamburan bayang
yang kemarin, membumbui temu
ketika decap waktu mencandu

Selarasnya kail diseburkan ke sungai
menunggu goyang dan tarik ikan ke dalam
lalu lepas dengan mengupas makanan

di sejenak aku menyepi
melarung diri
kepada langit yang berseri
dan di pundak-pundak bumi
aku membagi
lirih, atas keluh yang membanjiri

lantas, jejak-jejak gagah
menghilang, meninggal nama
atas gelisah di episentrum jiwa

Indralaya, 9 10 Mei 2012


*Puisi ini dipublikasikan di rumah puisi Indonesia, "Bengkel Puisi Swadaya Mandiri"

Sabtu, 29 Juni 2013

Malam Minggu



Oleh : Wahyu Wibowo

Ada yang bilang malam minggu memiliki beberapa keistimewaan: berkumpulnya kata-kata indah dari sebuah pertemuan tentang bulan yang katanya cahayanya serupa matahari di siang hari. Pudarnya wewarna hitam dari sekumpulan putih yang menderang. Pun sedikit hehitam, tidak ada sama sekali yang dapat dilihat.

Ada yang bilang malam minggu memiliki beberapa keistimewaan: burung-burung tak lagi merehatkan tubuh di sarang dan merapatkan suara ke muara kedamaian. Mereka berkicau tentang taman-taman yang berbeda dari hari-hari biasanya. Yang semerbak aroma bunganya menyebar dan mengumbar kepaduan tentang keindahan sebuah jelan hidup.

Ada yang bilang malam minggu memiliki beberapa keistimewaan: Ah, sebaiknya berpikir yang wajar saja. Antara pembeda dan berbeda takkan pernah sama.


*sebuah catatan kecil dari pembelajaran di Flp Ogan Ilir....

Indralaya, 29 Juni 2013

Kamis, 27 Juni 2013

Bicara Sedikit






Oleh : Wahyu Wibowo

Bicara sedikit tentang alam
di perbincang malam tak berujung
dan suara-suara menjadi kerinduan
sendiri. Pada esok ketika panggilan datang
yang tak ada nama undang

dan berkisah kepada petala langit
di selang-selang aksara melejit
tak henti. Getir suara ketika bercak
melekat pada kulit tatap

Sedikit saja, bicara
tak berpulang dengan membawanya
sebagai perimbangan antara Telaga dan jelaga

Indralaya, 12 Mei 2012
: Beranda Hati


* Puisi ini dipublikasikan di rumah sastra Indonesia " Bengkel Puisi Swadaya Mandiri"

Rabu, 26 Juni 2013

Tengadah Cinta








Oleh : Wahyu Wibowo

Kesekian pagi mencumut diri dari kelelapan
Bukan! sesekali bukan lelap, tapi mesra buaian malam
yang tak berujung jika sentuhan
tak kunjung mengunjung

Lalu sekurung diri dari lesapan detik
di pelataran. Mengais benak untuk beranjak dalam diam
dan beri secarik tegur atas nikmatnikmat
yang menjulur di setiap hembusan nafas

Kepada embunembun yang menyentuh
ke helai hati.dan semayam cinta
menasbihkan lingkar mewangi
tergerak diri untuk tengadah
cinta pada Rabbi

Indralaya, 13 Mei 2012
Beranda hati

*Puisi ini dipublikasikan dalam rumah sastra nasional "Bengkel Puisi Swadaya Mandiri".