Laman

Sabtu, 22 Juni 2013

Lingkar Apresiasi Terhadap Mahasiswa

Oleh : Wahyu Wibowo

Hakikatnya status sebagai mahasiswa sangat menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat yang berada di daerah terisolir dan daerah yang jauh dari lingkup perkotaan, terlagi tercatat sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terbaik di negeri ini.

Kebanggaan yang bukan tanpa landasan melainkan dengan daya tarik dan memberikan energi positif terhadap masyarakat (pemuda) di daerah itu sendiri untuk menjadikan panutan dan terus melangkah meraih mimpi yang diidamkan. Terbukti setiap masa liburan tiba, masyarakat menyambut baik dan mengagungkan mahasiswa tersebut. Bahkan mahasiswa dianggap memiliki kemampuan serba bisa, sehingga pada kegiatan yang ada di daerah tersebut dilimpahserahkan kepada mahasiswa.

Di Indonesia, setiap tahun tak kurang dari seratus ribu yang mengubah status dari pelajar menjadi mahasiswa. Tentu bukan angka yang kecil bagi suatu Negara, tetapi kenyataan yang ada pada pelajar Indonesia yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi jauh lebih besar dibandingkan pelajar yang berkesempatan untuk melanjutkan di Perguruan Tinggi. Padahal pendidikan merupakan faktor utama dalam memajukan bangsa. Bagaimana tidak, melalui jalur pendidikan segala aspek dapat berkembang. Menurut hemat penulis bahwa melalui pendidikan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) disegala bidang akan tercapai. Sehingga pendidikan dapat dikatakan sebagai pilar utama dalam pembangunan bangsa yang kaya ini.


Tak terlalu berlebihan jika untuk mengoptimalkan pembangunan bangsa yang harus lebih diperhatikan adalah mahasiswa sebagai pengembangan SDM utama. Secara fungsi, agen perubahan (agent of change) bukanlah pengamanahan yang ala kadarnya semata, dimana dengan posisinya sebagai agen perubahan hendaknya memberikan suatu perubahan baik persepsi mahasiswa lainnya dan masyarakat terhadap suatu kebijakan pemerintah. Selain itu, juga memberikan suatu solusi alternatif terhadap kendala yang ada dan ide kreatif untuk pencapaian kemajuan bangsa menuju yang lebih baik.

Redupnya wajahnya mahasiswa di muka publik (sisi positif) akhir-akhir ini, dapat dikatakan karena kurangnya perhatian dari pihak birokrasi kampus terhadap kinerja mahasiswa dalam meningkatkan kreatifitasnya. Sejatinya mahasiswa sangat membutuhkan perhatian khusus dan empati, baik dari segi pembinaan secara intensif dan profesional, fasilitas yang memadai, pendanaan, maupun apresiasi lainnya. Mahasiswa berprestasi yang mengukir prestasi di kancah provinsi, nasional, maupun internasional, tidak bisa ditempuh dengan waktu yang singkat dan serba instan. Ini semua membutuhkan proses, pengorbanan (waktu, pikiran, energi, dan materi), serta kesabaran. Terkadang untuk mempersembahkan prestasi di kancah nasional atau internasional, mahasiswa mencari asupan dana sendiri dari pihak sponsor untuk melaksanakannya. Tak lain alasan yang diutarakan adalah keterbatasan dana (anggaran) yang telah ditetapkan.

Prestasi yang diukir mahasiswa baik di kancah nasional maupun internasional, tidak hanya akan memberikan nama baik bagi mahasiswa, melainkan serta merta dalam mengharumkan nama Perguruan Tinggi tersebut. Akibatnya di mata pemerhati pendidikan dan masyarakat akan menilai Perguruan Tinggi tersebut memiliki daya jual dan berkualitas, serta perhatian dari pendidikan pusat akan lebih terasa bagi Perguruan Tinggi tersebut.

Untuk itu, mahasiswa sebaiknya diberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kreatifitasnya masing-masing. Kalau perlu, sediakan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi Tentu itu akan lebih menggairahkan bagi mahasiswa untuk melakukan yang terbaik dan terus berprestasi, apalagi bagi mahasiswa dari keluarga yang perekonomian menengah ke bawah. Melalui apresiasi lebih terhadap mahasiswa sesungguhnya kesempatan emas bagi Perguruan Tinggi berkontribusi membangun bangsa ini.



*Artikel ini sudah dipublikasikan melalui Edupost Jogja (Maret 2013).

Sejatinya mahasiswa membutuhkan perhatian lebih dari petinggi kampus atas prestasi yang selama ini diraih. Ibarat kata, ada feedback antara mahasiswa dan kampus atas prestasi yang sudah diraih. Nama kampus semakin harus dan di mata masyarakat bahkan seluruh instansi pendidikan semakin berprestasi, sedangkan mahasiswa dapat mengeksplorasi keterampilan yang menghasilkan sebuah prestasi tertinggi dan juga mendapatkan sebuah apresiasi tinggi atas usaha yang sudah dilakukannya.


0 komentar:

Posting Komentar