Laman

Menikmati Indahnya Pantai Matras

Pantai Matras terletak di Kabupaten Sungai Liat, Bangka Belitung.

Puncak Tertinggi Provinsi Sumatera Selatan

Gunung Dempo berada di Kota Pagaralam dan berketinggian 3183 mdpl.

Gravity Suku Anak Dalam

Jejak di Provinsi Jambi: Gravity Suku Anak Dalam (SAD) di Thehok, Jambi.

Berkunjung ke Rumah Baca Pustaka 2, Payakumbuh

Rumah Baca Pustaka 2, Payakumbuh-Sumbar didirikan oleh Uda Agus dan Uni Linda.

Lelaki Penyuka Koran

Setiap pagi, Lelaki ini gemar ke kios-kios koran dan berpura-pura membaca.

Rupa Cughup Besemah

Cughup (air terjun) Besemah terletak di antara Lahat-Pagaralam, Sumsel. Untuk mencapai ke sana, mesti jalan kaki hingga 1 jam perjalanan.

Berwisata Candi Prambanan

Candi Prambanan terkenal di telinga masyarakat lewat kisah Loro Jongrangnya.

Selasa, 16 September 2014

Rahasia-Nya Begitu Indah


Bismillaharrahmanirrahiim...

Akhir-akhir ini, Indralaya menggambarkan sebuah daerah yang sangat miris dan perlu perhatian. Asap dan debu menyebar dari setiap penjuru. Hutan-hutan atau lahan kosong dengan derasnya mengirimkan asap tebalnya. Hampir setiap jam ada saja kiriman asap itu; jadi ingat betapa sulitnya dan banyaknya korban akibat asap di Riau, seperti yang disampaikan K.H. Ust. Arifin Ilham, dalam doa bersama empat bulan lalu di Tanjung Batu, yang menyebutkan bahwa Pemprov Riau bisa mengeluarkan uang sekitar 40juta sebulan untuk membuat hujam buatan.

Senin, 15 September 2014

Ya Rabb, Pesawat-Mu Menerbangkanku (2)




          Bismillahirahmanirrahiim...
Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada diri kita detik, menit, hari, esok, lusa, dan hari-hari kemudian, semua itu telah menjadi rencana-Nya dan telah kita sepakati sebelum kita lahir menatap dunia ini; yang kemudian Ia tetapkan dalam Lauhil Mahfuz.


Seperti kisahku yang bermula hanya memiliki ‘MIMPI’ lalu menuliskan dalam selembar kertas untuk menaiki ‘PESAWAT’ pada 2012 lalu, kemudian ternyata Ia izinkan untuk mencapai apa yang diangankan tersebut menjadi nyata. Lebih dari itu, tanpa seperpun uang yang harus dikeluarkan; sebab Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang membiayai semua.


Ditjen Dikti memberikan kesempatan bagiku ini bukan cuma-cuma, melainkan atas usaha yang kuberikan dalam sebuah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berjudul ‘Komunitas Penulis Cilik Anak Panti Asuhan (Kompencil Kapas)’. Ternyata program yang dibuat ini berhasil menembus 1% dari 44.754 program yang diusulkan oleh kelompok mahasiswa seluruh Indonesia. Artinya, aku telah masuk ke 440 besar yang akan diperlombakan pada ajang ilmiah paling bergengsi tingkat mahasiswa yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27, di Universitas Diponegoro, Semarang.

Senin, 01 September 2014

Ya Rabb, Pesawat-Mu Menerbangkanku (1)



Bismillahirahmanirrahim...

Setiap orang memiliki mimpi dan keinginan akan keindahan hidup masing-masing. Setiap orang tentu memiliki variasi yang berbeda-beda, pun aku denganmu, ataupun kalian. Meskipun begitu, yang demikian mengarah pada satu titik ‘puncak’ yang dinamai keberhasilan.

Standar dari keberhasilan setiap orang tentu berbeda-beda pula, seperti berbedalah isi hati antara satu dengan yang lainnya. Bisa jadi, pada satu ruang lingkup yang sama, ataupun memiliki kesamaan nama, warna kulit, golongan darah, rambut, sifat, bahkan dari orang tua yang sama. Itu semua tak menjamin melahirkan tolak ukur dari ‘pikiran’ setiap orang akan sama.

Seperti membaca sebuah karya tulis orang lain, semisal puisi atau cerpen yang memang karya imajinasi dari penulisnya. Meski memang kebanyakan penulis lebih banyak mengutarakan kisah nyata hidupnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau baik hanya dilihat ataupun sekedar mendengar cerita saja. Itu bukanlah alasan untuk tidak memainkan imajinasi yang akhirnya melahirkan karya semisal puisi atau cerpen. Dari sudut pandang pembaca tentunya akan melahirkan sebuah arti, makna ataupun definisi yang berbeda dari sebuah karya yang mereka baca, apalagi dari sisi penulisnya, tentunya tidak begitu sama. Dilihat dari sudut arah makna yang disampaikan terkadang mengerucut pada satu titik yang melahirkan kesamaan, meski tak seutuhnya.

Jumat, 29 Agustus 2014

Terus Berkarya dan Menginspirasi


Bismillahirahmanirrahim...


Malam ini, bertepatan dengan malam puncaknya Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Universitas Diponegoro, detak jantung rasanya beroperasi lebih kencang dari biasanya. Ya, malam ini adalah malam penganugerahan di ajang kompetisi menulis ilmiah dan berkreativitas paling bergengsi tingkat mahasiswa di Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).


Pun aku, sebagai salah satu mahasiswa yang beruntung berkesempatan hadir untuk menyaksikan, berkompetisi, dan membawa almamater kebanggaan untuk memberikan goresan prestasi. Sebelumnya, aku telah berhasil menjadi bagian 1% dari 44.752 proposal yang diajukan ke Dikti. Apabila dihitung, maka aku telah berhasil masuk ke ruang 440 proposal terbaik yang akan diseleksi kembali untuk menjadi 3 besar untuk setiap bidangnya.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Belajar = Beribadah, Setiap Waktu


Bismillahirahmanirrahim...

Belum sampai tujuanku untuk menuju kota Padang, sejak keberangkatan pada Kamis (07 Agustus 2014) pukul 13.51 wib kemarin. Tiba di terminal Padang Panjang sekitar pukul 11.30 wib aku menghidupkan telpon genggamku yang sengaja sering kumatikan sebab baterai yang cepat habis dan tempat pengecas yang kurang kondusif selama di perjalanan. Siang itu, tepat di handphone-ku itu baru saja hidup dan belum begitu normal, akan tetapi sebuah nomor telpon XL menelponku dengan sebuah kabar mengejutkan dan membahagiakan bagiku. Dari percakapan itu, sebab belum tertera nama di handphone itu aku belum dapat menerka secara betul kalau yang membarikan kabar itu adalah Astina Dwi Errika, sahabat seperjuangan di Matematika Dua Ribu Sepuluh (Matilu).

“Alhamdulillah, selamat ya. Undip menunggumu. Selamat lolos ke PIMNAS 27,” ujarnya dengan nada bahagia dari kejauhan.

Senin, 14 April 2014

Semua Memiliki Hikmah Tersendiri



Bismillahirahmanirrahim.
Senin siang yang memancarkan aura bahagia melalui cerahnya. Dari pagi belum terlihat gelagat mendung yang mengotori cerahnya. Cerah yang memiliki makna, pun ketika mendung pastilah ada hal yang dimaksudkan pencipta akan kehadirannya. Bisa jadi mendung itu ada, sebab kegerahan yang menyelimuti setiap kujur tubuh. Hadirnya mendung yang disertai gerimis hadir sebagai penawar kegerahan itu.

Hari ini, berangkat dari tempat tidurku laptop menjadi ruang curhatku. Maksud curhat di sini tidak lain melakukan pendiskusian diri dalam rangka merangkaikan kata-kata untuk menyelesaikan apa saja yang mestinya diselesaikan. Terkhusus hari ini, tak lain dan tak bukan adalah rangkaian kata-kata yang menjurus kepada BAB I, II, maupun III. Tak lupa juga RPP, LKS, Lembar Validasi, serta soal-soal yang berhubungan dengan ini. Ini semua terangkum dalam #Skripsweet.

Rabu, 02 April 2014

Terima



Boleh saja kau palingkan muka seraya membara dalam kata
Tetapi sealir darah tak dapat menyangkal atas firman-Nya

Indralaya, 20 Mei 2012

Berusahalah untuk Meraih Manisnya Kehidupan


Bismillahirahmanirrahim. 
Hidup ini adalah kesempatan untuk selalu melakukan perjuangan menghadapi rintangan yang ada demi meraih kebahagiaan hati. Ya, kurang lebih begitulah kata-kata yang sering kugaungkan dalam mengitari detik waktu yang diizinkan untuk mendapati diri. Bahkan, jika menilik dari kilas balik perjalanan kehidupan yang sudah dilalui, tentulah sangatlah banyak perjuangan yang sudah dilakukan. Entah itu melalui diri sendiri ataupun perjuangan orang yang ada di sekitar kita untuk memenuhi kebutuhan kita.

Jumat, 28 Maret 2014

Allah Telah Merencakan Hal Indah Untukku


 Bismillahirahmanirrahim.


Rindu rasanya untuk kembali mengisi ‘Ruang Inspirasi’ ini. Sekian lama dan banyak rutinitas yang dikerjakan hingga akhirnya, alasan demi alasan terlontarkan yang meskinya tak begitu menjadi persoalan. Toh, mereka (baca : orang-orang sukses di sana) masih sempat menebar cerita meski agenda yang teramat menumpuk yang apabila itu ada padaku, mungkin aku akan sulit sekali berkutik.

Tak perlu berkelit dengan hal itu, saat ini ada hal penting yang meski diceritakan. Ya, kembali kisah yang sudah aku jalani. Memang kalau mau menceritakannya, takkan cukup kata untuk menuliskannya, tak cukup kalimat untuk mengungkapkannya, tak cukup wacana untuk menggambarkannya, tak cukup....

Seperti ‘status facebookku’ beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 25 Maret 2014. Aku menuliskan perihal kelalaianku tentang aturan yang mestinya kupahami terlebih dulu. Di sana aku menuliskannya, “Duh, kecolongan ternyata...”—pada cerita yang sesungguhnya, awalnya aku menduga deadline pengiriman berkas PKM-GT (Gagasan Tertulis) pada tanggal 27, sedangkan PKM-AI (Artikel Ilmiah) pada tanggal 31. Melihat hal itu, sedari awal aku memfokuskan untuk menyelesaikan terlebih dahulu PKM-GT. Akan tetapi faktanya, PKM-AI yang harus dikirim paling lambat tanggal 27. Artinya, aku telah lalai dalam memperhatikan aturan yang telah ditetapkan.

Kamis, 06 Maret 2014

Ada Kebahagian di Setiap Sisi Kehidupan


Bismillahirahmanirrahim.

Keindahan akan selalu ada pada detik-detik yang dilalui, pun pada kehidupanku seharian ini. Di tengah sebuah aktifitas yang bisa dikatakan 'lumayan' memeras keringat, otak, serta waktu, keindahan perjalanan hidup sangatlah nampak dalam alur yang mengesankan. Bermula pagi, menyisir angin pagi yang ada di sekitar Unsri, sepeda merah yang menemani setahun terakhir menjadi sahabat yang paling asyik.


Satu per satu sisi aku mulai datangi, Auditorium sebagai ruangan kegiatan utama Unsri Green Tea (UGT) 2014 oleh UKM U-Read, lalu ke Gedung Student Center sebagai markas U-Read, menyusur kembali perumahan dosen sebagai penginapan peserta UGT, lalu ke terminal dan menetap di ruangan Rektorat sebagai tempat pelaksanaan LKTI tingkat nasional.

Senin, 17 Februari 2014

Kembali, Kisah Itu Terulang



Dua hari telah berlalu dengan begitu mengharu-birukan hati ini. Kisah yang terangkai tak seperti dibayangkan oleh 'isi kepala' sebelumnya. Ya, kisah itu terjadi ketika kesempatan itu mendekapi jiwa.

Bermula dengan pagi sabtu, menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk 'Proyek Sosial dan Pagelaran Budaya'--Ala #FIM15 untuk acara #Super_Camp di FKIP Unsri bersama panitia lainnya. Ya, aku tak bisa mengikuti seluruh rangkaian acara hingga minggu siang.

Bertepatan hari sabtu itu juga, sekitar pukul 10.50 aku meninggalkan lokasi acara #Super_Camp untuk menuju 'Trifika' di Timbangan. Di sana sudah berkumpul Teman-teman anggota Flp Ogan Ilir juga Dantii Sii'Kagumi Urichiwa (FLP Prabu) tengah bersiap untuk menuju ke Sekolah Alam Bukit Siguntang untuk mengikuti #Writing_Camp FLP Se-Sumsel. 

Rabu, 12 Februari 2014

Kenari yang Kehilangan Kompas


 Oleh : Wahyu Wibowo


Ibu, sekian hasta waktu berlalu pun melagu. Kicauanku tak lagi membangunkan cahaya mentari yang kugenggam senja kemarin. Angin pun jengah membujuk lelahku dengan canda atau sekedar celoteh sebagai pengisi ruang hampa.

Ibu, telah hilang butiran-butiran embun yang kupilin karena terik membakarnya saat terlelap dalam fana dunia. Tak bersisa tak bernyawa selain jelaga nganti tak tau diri.

Ah, ibu... dimanakah arah yang kau ceritakan lewat memoar dari aliran air susumu? Akankah layak putra semata wayangmu melahap dahaga demi detik yang memintal jarum jam?

Jumat, 07 Februari 2014

Kesuksesan Rencana Berawal dari Persiapan Matang


Bismillahirrahmaanirrohiim...

Kali ini aku akan menceritakan sedikit kisah mengenai perjalanan “Akademik” yang mesti kujalani dalam kehidupan kampus ini. Ada hal paling mengesankan saat aku melakukan pembelajaran mengajar di SMAN 1 Indralaya Selatan (Intan) yang disebut P4 atau bahasa umumnya PPL. Hal yang menarik hati untuk kemudian selalu diselami dan semayami dalam hati, yaitu berani mencoba dan kerja keras yang disertai persiapan yang mateng. Begitulah orang menyebutnya.
 
Dua minggu sebelum perpisahan, aku mengusulkan dengan diadakannya Pensi (Pentas Seni) yang aktor utama dalam kegiatan ini semua mahasiswa P4 dan juga siswa. Hanya ada beberapa awalnya yang menyetujui ideku ini, terlagi ketika aku menyebut “Teatrikal” di salah satu runtutan agendanya. Entah itu termasuk Teatrikal ataupun apa, yang jelas aku baru pertama mendengar kata itu ketika hendak “Pergelaran Malam Budaya” di Forum Indonesia Muda atau yang tak asing dikenal dengan FIM15, sehingga aku pula ingin mencobanya kembali di SMA itu bersama teman-teman yang lain.

Melalui prosesi diskusi panjang, akhirnya teman-teman menerima ide yang jika dipikir “Gila” ini. Bagaimana tidak, aku baru sekali mendengar nama “Teatrikal”, dan sepintas juga aku mengusulkan untuk dilakukan oleh kami semua.